TEORI PRODUKSI
MAKALAH
ILMU EKONOMI MIKRO ISLAM
TENTANG
TEORI PRODUKSI
OLEH:
RANDO
SONY PUTRASMA
1730403078
DOSEN:
Dr. H. SYUKRI ISKA, M. Ag
IFELDA NENGSIH, SEI., MA.
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
2018 M / 1439 H
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan atau manfaat suatu barang.
Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi
mempunyai tujuan yang meliputi: menghasilkan barang atau jasa, meningkatkan
nilai guna barang atau jasa, meningkatkan kemakmuran masyarakat, meningkatkan
keuntungan dan memperluasa lapangan usaha, serta menjaga kesinambungan usaha
perusahaan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan produksi ?
2.
Apa saja
prinsip produksi dalam ekonomi Islam?
3.
Apa saja tujuan
produksi dalam ekonomi Islam?
4.
Bagaimana
klasifikasi faktor produksi dalam ekonomi Islam?
5.
Mengapa tanah
dan alam sebagai faktor produksi?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
pengertian dari produksi.
2.
Untuk
mengetahui prinsip produksi dalam ekonomi Islam.
3.
Untuk mengetahui
tujuan produks dalam ekonomi Islam.
4.
Untuk
mengetahui klasifikasi faktor produksi dalam ekonomi Islam.
5.
Untuk
mengetahui tanah dan alam sebagai faktor
produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Produksi
Produksin adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan manambah nilai kegunaan atau manfaat suatu barang. (Suprayitno,2008, h.157).
Produksi merupakan urat nadi kegiatan ekonomi. Dalam
kehidupan ekonomi tidak akan pernah ada kegiatan konsumsi, distribusi ataupun
perdagangan barang dan jasa tanpa diawali proses produksi. Secara umum, produksi merupakan proses untuk menghasilkan suatu barang dan jasa atau
proses peningkatan utility (nilai) suatu benda. Dalam istilah ekonomi,
produksi merupakan suatu proses (siklus)
kegatan-kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi
(amal, modal, tanah) dalam waktu tertentu. (Marthon, 2004, h. 43).
B.
Prinsip Produksi dalam Ekonomi Islam
Manusia sebagai faktor produksi, dalam pandangan Islam, harus dilihat
dan konteks fungsi manusia secara umum sebagai khalifah Allah
dimuka bumi. Sebagai makhluk Allah yang paling sempurna, manusia memiliki unsur rohani dan unsur materi
yang keduanya saling melengkapi .Karena unsur rohani tidak dapat dipisahkan dalam mengkaji
proses
produksi dalam hal bagaimana manusia memandang faktor-faktor produksi menurut cara pandang
Al-Qur’an dan sunnah. Kedua sumber hukum tersebut telah memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi sebagai berikut:
1.
Tugas manusia
di muka bumi sebagai khalifah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalnya.
2.
Islam
selalu mendorong kemajuan di bidang produksi.
3.
Teknik produksi diserahkan kepada keingina ndan kemampuan manusia.
4. Dalam berinovasi dan beriksperimen pada prinsipnya
agama Islam menyukai kemudahan, menghindari ke-mudharat-an dan memaksimalkan manfaat. (Fahlefi, 2008, h. 106-107).
C.
Tujuan Produksi dalam Ekonomi Islam
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok umat manusia dan berusaha
agar setiap orang dapat hidup dengan layak, sesuai dengan martabatnya sebagai khalifah
Allah. Dengan kata lain, tujuan produksi adalah tercapainya kesejahteraan ekonomi. (Idris, 2015, h. 72).
Dalam ekonomi konvesional,
tujuan ekonomi secara mikro adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mencapai kemakmuran nasional suatu
Negara. Secara mikro, tujuan produksi meliputi:
1.
Menjaga kesinambungan usaha perusahaan dengan jalan meningkatkan
proses produksi secara terus-menerus.
2.
Meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara meminimumkan biaya produksi.
3.
Meningkatkan jumlahan mutu produksi.
4.
Memperoleh kepuasan dari kegiatan produksi.
5. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan produsen serta konsumen. (Idris,
2015, h. 72-75).
D.
Klasifikasi Faktor Produksi dalam Ekonomi Islam
Dalam pandangan Baqir Sadr (1979),
ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1.
Filosofi ekonomi
2.
Ilmu ekonomi
Perbedaan ekonomi Islam
dengan ekonomi konvensional terletak pada filosofi ekonomi,
bukan pada ilmu ekonominya. Filosofi ekonomi memberikan ruh pemikiran dengan nilai-nilai
Islam dan batasan-batasan syariah, sedangkan ilmu ekonomi berisi alat-alat analisis ekonomi
yang dapat digunakan.
Dengan kerangka pemikiran ini, faktor produksi dalam ekonomi Islam
tidak berbeda dengan faktor produksi dalam ekonomi konvensional, yang
secara umum dapat dinyatakan dalam:
1.
Faktor produksi tenaga kerja
2.
Faktor produksi bahan baku dan bahan penolong
3.
Faktor produksi
modal
Di antara ketiga faktor produksi ini, faktor produksi modal yang
memerlukan perhatian khusus karena dalam ekonomi konvensional diberlakukan sistem bunga. Pengenaan bunga terhadap
modal ternyata membawa dampak yang luas bagi tingkat efesiensi produksi. (Karim,
2002, h. 81-82).
Menurut para ahli ekonomi, faktor produksi terdiri atas empat macam, yaitu:
1.
Tenaga alam:
tanah, air, cahaya, dan udara.
2.
Tenaga
modal: uang dan barang/benda.
3.
Tenaga manusia:
pikiran dan jasmani.
4.
Tenaga organisasi kecakapan mengatur.
Bagi seorang materialis, pokok segala persoalan hanyalah materi, benda
yang terletak di hadapan mata dan merupakan tenaga modal, maupun benda yang berupa tenaga manusia dan tenaga organisasi.
Tidak tampak oleh mereka bahwa di balik materi itu, yaitu tenaga alam dan tenaga modal,
ada suatu kuasa gaib yang Mahakuasa yang
sewaktu-waktu dapat menahan atau mencurahkannya. (Al-Kaaf, 2002, h. 79).
E.
Tanah
dan Alam sebagai Faktor Produksi
Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang terdapat
dipermukaan bumi seperti tanah, gunung, hutan; dibawah permukan bumi seperti
bahan tambang dan kekayaan laut, dan di atas permukan bumi seperti huja angin,
iklim, geografis, dan sebagainya. Dalam berbagai rujukan,
sumberdaya alam sering disebut denganistilah Tanah. (Fahlefi, 2008, h. 110-111).
Alam sebagai fakto produksi yaitu tanah,
iklim dan kekayaan hutan yang mempengaruhi sistem produksi. Keadaan alam,
khususnya tanah dipengaruhi oleh: luas tanah, mutu tanah, dan keadaan iklim.
Sumber-sumber alam merupakan dasar untuk kegiatan disektor pertanian, kehewanan,
perikanan dan disektor pertambangan. Sektor-sektor itu lazim disebut produksi
primer (industri pabrik dipandang sebagai produksi sekunder). (Suprayitno, 2008, h. 162).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Produksi adalah menciptakan manfaat dari suatu benda. Secara terminologi,
kata produksi menciptakan dan menambah kegunaan (nilai guna)
suatu barang. Secara umum produksi adalah penciptaan guna (utility) yang
berarti kemampuan suatu barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi tertentu.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok umat manusia dan berusaha
agar setiap orang dapat hidup dengan layak, sesuai dengan martabatnya sebagai khalifah
Allah. Dengan kata lain, tujuan produksi adalah tercapainya kesejahteraan ekonomi.
Tujuan produksi dalam Islam
adalah untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan manusia. Produksi tidak hanya dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan individu saja akan tetapi juga harus dapat mencukupi kebutuhan umat
Islam. Jika tujuan produksi adalah menyediakan kebutuhan material dan spiritual
untuk menciptakan maslahah, maka motivasi produsen tentu saja mencari maslahah.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Kaaf,
Abdullah Zakiy. 2002. Ekonomi dalam Pespektif Islam. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Fahlefi, Rizal.
2008. Ekonomi Mikro Islam. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.
Idris. 2015. Hadis Ekonomi. Jakarta: Prenada Media Group.
Marthon, Said
Saad. 2004. Ekonomi Islam Di Tengah Krisis Ekonomi Global. Jakarta:
Zikrul Hakim.
Qardhawi, Yusuf. 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: GemaInsani Press.
Suprayitno, Eko.
2008.Ekonomi Mikro Perpsektif Islam. Malang: UIN-Malang
Press.
Komentar
Posting Komentar