MAKALAH
ILMU EKONOMI MIKRO ISLAM

TENTANG:
TEORI KONSUMSI


OLEH
RANDO SONY PUTRASMA
1730403078


DOSEN PENGAMPU:
DR. H. SYUKRI ISKA, M.Ag
IFELDA NENGSIH, SEI., MA


JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
2018M / 1439 H


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Umatmuslim, entahituindividumaupunkelompokdalamsektorekonomiataubisnis, di satusisi  diberikebebasanuntukmencarikeuntungansebesar-besarnya. Namun di sisi lain iaterikatdenganimandanetikasehinggaiatidakbebasmutlakdalammenginvestasikanmodalnyaataumembelanjakanhartanya. Makakitasebagaimuslimalangkahbaiknyajikakitamengobarkancitraekonomi Islam sebagaisuatucita-citailmuekonomi.
Tabungan sendiritidaklahmenyebabkanterjadinyapenanaman modal atauinvestasi.Tabungan dilakukanolehmasing-masingdengantujuanberbeda-bedadandikerjakanoleh orang-orang yang tidaksaman pula.
Kata investment diterjemahansebagianinvestasiini, kedalambahasa Indonesia, yaitupenanaman modal.Bersama-samakdengankonsumsi, investasitelahmembentuksebuahatausebentukperekonomianduasektordimanacampurtanganpemerintahanmaupunhubunganluarnegeritidakada.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksuddengankonsumsitotal  danpendapatandalamekonomi Islam?
2.      Apa yang dimaksuddengantabungandaninvestasidiantarakonsumsidalamkonsepekonomi Islam?
3.      Bagaimanaefekpendapatandanpenggantianterhadapkepuasan (kurva)?

C.    Tujuan
1.      Mampumenjelaskanpengertiankonsumsitotal  danpendapatandalamekonomi Islam.
2.      Mampumenjelaskantentangtabungandaninvestasidiantarakonsumsidalamkonsepekonomi Islam.
3.      Mampumenjelaskantentangefekpendapatandanpenggantianterhadapkepuasan (kurva).
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsumsi Total dan PendapatandalamEkonomi Islam
Yang dimaksuddengankonsumsiintertemporal (duaperiode) adalahkonsumsi yang dilakukandalamduawaktuyaitumasasekarang (periodepertama) danmasa yang akandatang (periodekedua). Dalamekonomikonvensional, pendapatanadalahpenjumlahankonsumsidantabungan yang secaramatematisdinotasikan:


Y = C + S
 




Y :Pendapatan
C :Konsumsi
S :tabungan
Monzerkahf (1981) berusahamengembangkanpemikirankonsumsiintertemporalislami, denganmemulaimembuatasumsisebagaiberikut:
1.   Islam dilakasanakanolehmasyarakat
2.   Zakat hukumnyawajib
3.   Tidakribadalamperekonomian
4.   Mudharabahmerupakanwujudperekonomian
5.   Pelakuekonomimempunyaiperilakumemaksimalkan
Dalamkonsepislamkonsumsiintertemporaldijelaskanolehhadistrasulullah saw yang makananyaadalah yang kamumilikiadalahapa yang telahkamumakandanapa yang telahkamuinfakkan. Olehkarenaitupersamaanpendapatanmenjadi:
Y= Y + INFAK + S
Secaragrafishaliniseharusnyadigambarkandengantigadimensi.Namununtukkemudahanpengujiangrafisdigambarkandenganobligasidandimensisehinggapersamaaninidisederhanakanmenjadi:
Y = FS + S
Dengan FS = C + INFAK
FS adalahfinal spendieger (konsumsiakhir) dijalan Allah.(Karim,2002,hal. 65-67).
Bagiandarianggaran yang tidakdipergunakanuntukkonsumsi total padaperiodesekarang (t) akandikenakan zakat sehinggaperiodemendatang (t+1) jumlahanggarannyaakanberkurang. Jadi, tabunganyaitusisadarianggaran yang tidakdipergunakanuntykkonsumsi total yang tidakdiinvestasikanakanberkurangjumlahnyakarenadipotong zakat.
Sesungguhnyatabungansepertiinidiinvestasikanmaka zakat tetapakandikenakantetapibukanatasnamapokoktabunganmelainkanpendapatanbagihasiltabungantersebut. Olehkarenanyaditerapkannyanilaiislamtidakhanyauntukmenguranginilaiabsolutslope budget linemenjadisatu (unity) karenahilangnyapendapatanbunga, tetapiakanlebihrendahlagikarenadikenakannya zakat sebesar 2,5 % pertahun.(Anto,2003, hal. 148-149)
            Hubunganterbalikribadengansedekah
                        Sekarangbayangkanlahsuatukeadaanketika:
1.      Orang yang tidakmaubekerjamencaripendapatan
2.      Praktekribamenjaditradisi di masyarakat
3.      Zakat wajibdilaksanakan
Dalamkeadaandemikiantidakmenjadisumberpendapatanmasyarakatselainyang berasaldaririba.
            Hubunganterbalikantararasiotabungandengankonsumsi total
Dampakpengenaan zakat terhadapkonsumen (yang telahmembayar zakat) antaralainyaitu:
a.    Padamasing-masingtingkatanggaran, zakat akanmendorongkonsumen (pembayar zakat/muzaki) untukmeningkatkanrasiotabungannya.
b.   Zakat dikenakaataskekayaaanbersih yang menganggur, baikdalamartibenar-benartidakterpakaiatautengahmenungguuntukdigunakanproduksi.
c.    Adanya zakat akanmeningkatkanpendapatan yang siapdibelanjakandanparakonsumenpenerima zakat sehinggapadaakhirmyajugaakanmeningkatkankonsusi total bahkantabunganmereka.
d.   Pelanggaranterhadapbungaakanmenyebabkanhilangnyapendapatanbunga.
Untukmempermudahkanmembandingkananalisisadanya zakat danpelanggaranbungadengantidak, makaanggaplahterdapattigakasus yang berbedayaitu:
a.       Konsumen yang membayar zakat dantidakmemungutbiaya
b.      Konsumen yang tidakmembayar zakat danmemungutbiaya
c.       Konsumen yang tidakmembayar zakat dantidakmemungutbiaya
Dalamanalisisinianggaplahbahwaketigakonsumenatasmemilkipendapatan yang samadantidakmemilikisumberpendapatanlain, kecualijikamempraktekkanpembungaanuang(income on interest) (Anto,2003,hal.146-147)















B.     Tabungan dan Investasi Diantara Konsumsi dalam Konsep Ekonomi Islam
Merupakan suatu perekonomian bebas bunga, seperti yang dianjurkan oleh Islam, adalah satu-satunya pemecahan untuk mengurangi penderitaan manusia yang merosot mertabatnya dalam sistem perekonomian kapitalis. Dalam sistem perekonomian Islam sebagian besar perekonomian akan berada di bawah pengawasan negara dan sebagian besar tabungan akan merupakan tabungan kolektif yang digunakan oleh negara untuk kesajahteraan rakyat.
Menurut Mannan  (1997;127), bahwa dengan tidak adanya bunga, tabungan  tidak dapat dimobilasikan untuk pembetukan modal, karena itu, keperluan akan modal berbunga sebenarnya timbul dengan perkembangan industri dan perdagangan secara besar-besaran. Serangan paling tajam terhadap pendirian ini datang dari Keynes, yang menolak bahwa tabungan itu sendiri memerlukan suatu rangsangan dalam bentuk bunga.
Karena peran serta rakyat yang langsung dalm proses produksi, maka hasil investasi mencukupi dan adil tanpa sebagian besar daripadanya diekspoitiroleh kapitalis. Dia menyatakan bahwa sebagian besar tabungan bersifat sukerela. Dengan demikian tidak memerlukan imbalan khusus berupa uang. Bahkan jika diakui bahwa suku bunga mempunyai sedikit pengaruh terhadap tabungan marjinal, pendirian neo klasik itu telah diruntuhkan oleh anggapan tentang pendapatan tetap. Kaynes telah mencoba membuktikan bahwa tabungan dan investasi selalu harus tetap sama, karena saling besangkutan satu sama lain; persamaan antara keduanya itu disebatkan oleh perubahan dalam tingkatan pendapatan sebagai akibat investasi.
Menurut Kahf (1995); Chapra (2002), penanaman spirit Islam pada semua tingkatan masyarakat akan mengurangi klaim pada sumber daya, termasuk cadangan devisa, dan akan mendorong kredit (bukan saja untuk tujuan-tujuan konsumsi pamer, yang tidak meluas, dan distribusi barang-barang demikian) dan karena itu adalah ekspansi moneter yang tidak perlu. Pelanggaran terhadap nilai-nilai Islam oleh sebagian orang sekalipun akan cenderung melonggarkan ikatan sosial demi kepentinga sendiri hinga menuju dengan ketamakan dan kedengkian.

Selain itu, Kahf (1995); Chapra (2002) juga menyebutkan bahwa pengeluaran yang berlebihan dilarang, penimbuan simpinan juga dikecam tegas oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sumber-sumber daya yang telah disedikan Allah harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya (dlam batas-batas yang ditetapkan oleh Islam) atau peruntukan bagi orang lain sehinggah memenuhi tujuan dasar penciptaannya. (Suprayitno,2005,hal. 119-120).
Apalah artinya tabungan bila tidak diinvestasikan. Ia hanya menjadi seonggok harta yang tidak berguna. Islam tidak menyukai adanya tindakan penimbunan harta yang sia-sia. Disatu pihak lain islam memberikan instif untuk melakukan investasi. Konsekuensi  logis dari investasi adalah munculnya peluang untuk  untung dan rugi. Katakanlah seorang mempunyai harta (wealth, W) sebesar Rp 100 juta. Harta ini dapat digunakan seluruhnya atau sebagiannya untuk investasi. Tingkat pemanfaatan harta ini dsebut saja “V”. Bila seluruhnya diinvestasikan maka V=1, sedangkan bila tidak ada diinvestasikan, maka V=0
Dengan v=1, katakanlah tingkat hasilnya (retum), r=50% atau R = Rp 50juta. Bila diasumsikan skala usaha tidak berpengaruh pada tingkat hasil yaitu tetap 50% , bila v=0,5 maka hasilnya R= Rp 25juta. Bila dalam menginvestasikan hartanya, ia tidak melakukan sendiri, misalnya melalui kerjasama bagi hasil mudarabah, maka hasil ini akan dibagi berdasarkan nisbah Q. Secara matematis dapat dinotasikan:

Y=(QR) vW
Dengan:
Y: pendapatan
Q: nisbah bagi hasil
V: tingkatan pemanfaatan harta
W: harta yang ditabung
Semakin besar pemanfaatan harta (V), semakin besar pula pendapatan (Y) (Karim, 2002, hal. 74)

C.    Efek Pendapatan dan Penggantian Terhadap Kepuasan (Kurva)
Dapatditerangkandenganmenganalisisduafaktoryaituefekpendapatandanefekpengantian.Denganmenggunakananalisiskurvakepuasansama, keduafaktorinidapatdipisahkanyaitu: dapatditunjukkanbagiandaripertambahanpermintaan yang disebabkanolehefekpengantiandanbagiandaripertambahanpermintaan yang disebabkanolehefekpendapatan. Pemecahandapatdilakukanmelalui 2 metodeyakni: Metode Hicks danMetodeSlutsky.MenurutMetode Hicks, dapatdisimpylakanbahwaefeksubsitusi (penggantian) selalupositif, artinyapenurunanhargaakandiikutidengankenaikanjumlah yang dibeli, sedangkanefekpendapatanhanyapositifuntukbarang normal. Untukbarang inferior efekpendapatannyanegatif, yang berartiresponkonsumenuntukpembeliankecilataumenurun.(Sugiarto, 2000, h. 139).
Jikadilakukanperbandinganantarametode Hicks danSlutsky, secarateoritismetode Hicks lebihbaikdalamhalpengukuranefeksubsitusi, denganpertimbanganefeksubsitusimengukurefekpergerakansepanjangkurvaindiferenberkenaandenganperubahanhargarelatif.Tetapimasalahnya, secaraoperasionalmetode Hicks ‘sulit’ sedangkanmetodeSlutsky ‘mudah’ walaupunkurangkuatsecarateoritis. (Sugiarto, 2000, h. 141).












BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Yang dimaksuddengankonsumsiintertemporal (duaperiode) adalahkonsumsi yang dilakukandalamduawaktuyaitumasasekarang (periodepertama) danmasa yang akandatang (periodekedua).
Tabungan sendiritidaklahmenyebabkanterjadinyapenanaman modal atauinvestasi.Tabungan dilakukanolehmasing-masingdengantujuanberbeda-bedadandikerjakanoleh orang-orang yang tidaksaman pula.investasiberartipenambahanbarang-barang modal baru. Konsumsi di tambahinvestasi.
.




















DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anto, Hendri , 2003. Pengatar Ekonomika Mikro Islam. Condongatur, Depok, Sleman,  Yogyakarta.
Suprayitno, Eko,2005. Ekonomi Islam. Graha Ilmu, Candi Gebang Permai, Yogyakarta.
Karim, AdiwarmanAzwar. 2003. EkonomiMikroIslami. Jakarta: IIIT Indonesia.
Sugiarto, dkk. 2000. EkonomiMikro. Jakarta: GramediaPustakaUtama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biaya produksi dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Teori Ketenagakerjaan dan Upah

Konsep Harga Dalam Ekonomi Islam